Jumat, 01 Agustus 2008

TKW Dipasung Di Arab Saudi

TKW Dipasung Di Arab Saudi

Minggu 27 Juli 2008, Jam: 20:14:00
PURWAKARTA (Pos Kota) – Derita para pendulang rupiah yang kerap menjadi korban penyiksaan majikan di luar negeri kembali terjadi.
Kali ini, Ny Ipon Fatimah, 30, TKW asal Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, disiksa dan dipasung selama tiga minggu oleh majikannya di Kota Hail, Arab Saudi. Selain itu, gaji selama sebelas bulan tidak dibayar oleh majikannya.
Ditemui dirumahnya di Kampung Krajan Rt 08/03 Desa Cileunca, Kec Bojong, Purwakarta, Minggu (27/7), Ny Ipon tampak masih mengalami trauma atas perlakuan majikannya di Arab Saudi yang telah memasung dan menyiksanya.
Dia memperlihatkan sejumlah bekas luka bakar di punggung dan tangan kanan
yang bengkak akibat disiksa. Diungkapkannya, penyiksaan dilakukan oleh majikan perempuan Nurah Harpon dan tiga anaknya masing masing Fauzan Fallah, Khusoh Fallah dan Kifah Fallah
dipicu lantaran istri Fallah Hafad Al Samri dan anak anaknya tersebut cemburu terhadap dirinya.
“Perlakuan kasar ini saya terima menginjak tujuh bulan bekerja pada keluarga Fallah Fahad,” terangnya. Sejak itu, kenang dia, hampir setiap hari dirinya disiksa dengan cara
dipukul dan dibenturkan ke tembok. Akibat penyiksaan tersebut, luka pada tangan kanan yang masih membengkak sulit untuk digerakkan dan kepala nyaris gegar otak.“Saya hampir saja mati lantaran tiap hari disiksa. Tubuh ini terasa remuk. Sampai mereka menyeret ke belakang rumah dan memasung. Saat dipasung, saya tak pernah diberi makan,” ungkap Ny Ipon, menerawang.
Ipon mengatakan, keberangkatannya menjadi TKW ke Arab Saudi memimpikan agar dapat mengubah garis kehidupannya, namun impian tersebut pupus sudah.
Pasalnya, sebelas bulan Ipon bekerja disana, selama itu pun dia tidak menerima janji sebagaimana dijanjikan pengerah PJTKI bahwa digaji sebesarm Rp1,3 juta/bulan.
Dia mengaku bekerja di Arab Saudi melalui jasa pengerah tenaga kerja PT Gayung Mulia Ikip di Jakarta pada 9 Mei 2007. Dan, pulang ke tanah air pada 28 Maret 2008 lalu, setelah sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Kramat Jati Jakarta selama 11 hari.
Dia menyesalkan, PJTKI yang memberangkatkannya terkesan cuci tangan. “ PT Gayung beranggapan luka yang diderita saya ringan sehingga tak perlu mengeluarkan klaim,” ungkapnya.
Ketua Forum Pemberdayaan Perempuan Purwakarta Neng Supartini menegaskan, pihaknya bakal memberikan advokasi kepada TKW Ipon yang menerima kekerasan majikan di Arab Saudi sampai haknya didapat. (dadan/rf/r)

Senin, 28 Juli 2008

The Nation of Cooli

"The Indonesian people have become a nation of coolies and a coolie among nations"

Soekarno mengatakan bahwa bangsa Indonesia jangan mau menjadi bangsa kuli dan menjadi kuli bangsa-bangsa lain. Sungguh ironi, jika kita otokritik terhadap kondisi saat ini. Indonesia katanya sudah merdeka 63 tahun lamanya dan sudah bangkit 100 tahun silam. Namun masih banyak pemimpin kita mengemis dengan Neo Colonialism. Sebut saja, IMF, World Bank dan lembaga keuangan internasional lainnya yang berkedok layaknya "sinterklas". Bukan hanya itu saja, perusahaan-perusahaan asing yang sudah sekian puluh tahun mengeruk habis kekayaan alam Indonesia, malah dilindungi dan parahnya diperpanjang kontraknya oleh pemerintah kita. Eksplorasi dan pengrusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asing, seakan pemerintah kita tak berdaya menghadapi kekuatan modal dan tekanan negara-negara maju. Belum lagi, perlakuan negara-negara yang dahulu kala belajar dengan bangsa kita, namun sekarang mereka seakan menginjak dan menertawakan kita. Penganiayaan, pemerkosaan bahkan kematian sering menimpa pekerja di luar negeri. Pristiwa Bonat yang hingga kini tak kunjung selesai. Bukan hanya itu saja, penipuan, pemerasan yang dilakukan oleh bangsa sendiri sering kita temui. Mulai dari pemberangkatan hingga setibanya di kampung halaman. Ini salah dan dosa siapa, akankah kita tetap menjadi seperti ini, apakah kita sudah merdeka dan bangkit atau jangan-jangan kita dijajah oleh bangsa sendiri !

Selasa, 22 Juli 2008

Sementara

Banyak hal yang dihadapi, pahit-manis, senang-sendu, bimbang dan ragu. Kesemuanya membuat kita seakan yakin dengan jalan yang dihadapi tanpa melihat kebelakang (pristiwa lalu) ataupun pristiwa yang kemungkinan terjadi dimasa mendatang. Mungkin banyak diantara kita menyadari ataupun bahkan tidak sadar apa yang sedang terjadi saat ini. Sehingga sering kita lalai dengan tujuan yang hakiki. Yakinlah bahwa kehidupan yang saat ini kita jalani adalah sementara. Tidak ada yang abadi, tak ada yang kekal kecuali yang Maha Kekal dan Abadi.